Minggu, 12 Januari 2020

Kalah Judi


Sebut saja aku Merry, perempuan berumur 32 tahun nyaris putus asa dalam menjalani hidup ini. Suaminya, Bayu, justru menjadikannya sebagai seorang pelacur. Aku tak pernah menyangka jika Mas Bayu tega menjual tubuhku. Ketika pertama kali aku mengenalnya, dia adalah laki-laki yang baik dan selalu menjagaku dari berbagai godaan laki-laki lain. Kami menikah lima tahun yang lalu dan dikarunai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan kami beri nama Ferry. Perkawinan kami mulus-mulus saja sampai Ferry muncul diantara kami. Tentu saja waktuku banyak tersita untuk mendidik Ferry.

Mas Bayu berkerja di perusahaan swasta yang bergerak dibidang produksi kayu, sedangkan aku hanya tinggal di rumah. Tetapi aku tidak pernah mengeluh. Aku tetap sabar menjalankan tugasku sebagai ibu rumah tangga sebaik-baiknya. Sebenarnya setiap hari bisa saja Mas Bayu pulang sore hari. Tetapi belakangan ini dia selalu pulang terlambat. Bahkan sampai larut malam.

Pernah ketika kutanyakan, kemana saja kalau pulang terlambat. Dia hanya menjawab "Aku mencari penghasilan tambahan Mer", jawabnya singkat.

Mas Bayu makin sering pulang larut malam, bahkan pernah satu kali dia pulang dengan mulut berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan, rupanya dia mabuk. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan suamiku mulai gemar minum-minum arak. Selama ini aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Kadang-kadang ia memberikan uang belanja lebih padaku. Atau pulang dengan membawa oleh-oleh untuk aku dan Ferry anak kami.

Setiap kali aku menyinggung aktivitasnya, Mas Bayu berusaha menghindari. "Kita jalankan saja peran masing-masing. Aku cari uang dan kamu yang mengurus rumah. Aku tidak pernah menanyakan pekerjaanmu, jadi lebih baik kamu juga begitu", katanya.

Aku baru bisa menerka-nerka apa aktivitasnya ketika suatu malam, dia memintaku untuk menjual gelang yang kupakai. Ia mengaku kalah bermain judi dengan seseorang dan perlu uang untuk menutupi utang atas kekalahannya, jadi itu yang dilakukannya selama ini. Sebagai seorang istri yang berusaha berbakti kepada suami, aku memberikan gelang itu. Toh dia juga yang membelikan gelang itu. Aku memang diajarkan untuk menemani suami dalam suka maupun duka.

Suatu sore saat Mas Bayu belum pulang, seorang temannya yang mengaku bernama Bondan berkunjung ke rumah. Kedatangan Bondan inilah yang memicu perubahan dalam rumah tanggaku. Bondan datang untuk menagih utang-utang suamiku kepadanya. Jumlahnya sekitar sepuluh juta rupiah. Mas Bayu berjanji untuk melunasi utangnya itu. Aku berkata terus-terang bahwa aku tidak tahu-menahu mengenai utang itu, kemudian aku menyuruhnya untuk kembali besok saja.
Tetapi dengan pandangan nakal dia tersenyum, "Lebih baik saya menunggu saja Mbak, itung-itung menemani Mbak."
Aku agak risih mendengar ucapannya itu, lebih-lebih ketika melihat tatapan liar matanya yang seakan-akan ingin menelanjangi diriku.
"Bayu tidak pernah cerita kepada saya, kalau ia memiliki istri yang begitu cantiknya. Menurut saya, sayang sekali bunga yang indah hanya dipajang di rumah saja" ucap Bondan.

Aku makin tidak enak hati mendengar ucapan rayuan-rayuan gombalnya itu, Tetapi aku mencoba menahan diri, karena Mas Bayu berutang uang kepadanya. Dalam hati aku berdoa agar Mas Bayu cepat pulang ke rumah, sehingga aku tidak perlu berlama-lama mengenalnya.

Untung saja tak lama kemudian Mas Bayu pulang. Kalau tidak pasti aku sudah muntah mendengar kata-katanya itu. Begitu melihat Bondan, Mas Bayu tampak lemas. Dia tahu pasti Bondan akan menagih hutang-hutangnya itu. Aku meninggalkan mereka di ruang tamu, Mas Bayu kulihat menyerahkan amplop coklat. Mungkin Mas Bayu sudah bisa melunasi hutangnya. Aku tidak dapat mendengar pembicaraannya, namun kulihat Mas Bayu menunduk dan sesekali terlihat berusaha menyabarkan temannya itu.

Setelah Bondan pulang, Mas Bayu memintaku menyiapkan makan malam. Dia menikmati sajian makan malam tanpa banyak bicara, Aku juga menanyakan apa saja yang dibicarakannya dengan Bondan. Aku menyadari Mas Bayu sedang suntuk, jadi lebih baik aku menahan diri. Setelah selesai makan, Mas Bayu langsung mandi dan masuk ke kamar tidur, aku menyusul masuk kamar satu jam kemudian setelah berhasil menidurkan Ferry di kamarnya.

Ketika aku memasuki kamar tidur dan menemaninya di ranjang, Mas Bayu kemudian memelukku dan menciumku. Aku tahu dia akan meminta 'jatahnya' malam ini. Malam ini dia lain sekali sentuhannya lembut. Pelan-pelan Mas Bayu mulai melepaskan daster putih yang kukenakan, setelah mencumbuiku sebentar, Mas Bayu mulai membuka bra tipis yang kukenakan dan melepaskan celana dalamku.

Setelah itu Mas Bayu sedikit demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal seluruh bagian tubuhku, tidak ada yang terlewati. Kemudian aku membantu Mas Bayu untuk melapaskan seluruh pakaian yang dikenakannya, sampai akhirnya aku bisa melihat penis Mas Bayu yang sudah mulai agak menegang, tetapi belum sempurna tegangnya.

Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kenikmatan Mas Bayu, kumain-mainkan sebentar dengan kedua belah tanganku, kemudian aku mulai mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. Terasa di dalam mulutku, batang penis Mas Bayu terutama kepala penisnya, mulai terasa hangat dan mengeras. Aku menyedot batang Mas Bayu dengan semampuku, kulihat Mas Bayu begitu bergairah, sesekali matanya terpejam menahan nikmat yang kuberikan kepadanya.

Mas Bayu kemudian membalas, dengan meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B. Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuhku lainnya, terutama ke vaginaku. Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah dan agak gatal, sehingga aku mulai merapatkan kedua belah pahaku dan menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapatnya, agar aku dapat mengurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.
Mas Bayu rupanya tanggap melihat perubahanku, kemudian dengan lidahnya Mas Bayu mulai turun dan mulai mengulum daging kecil klitorisku dengan nafsunya, Aku sangat kewalahan menerima serangannya ini, badanku terasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil dan napas tertahan ketika kurasakan aku hampir tak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan.

Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat penis Mas Bayu, mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku, rasa gatal yang kurasakan sejak tadi berubah menjadi nikmat saat penis Mas Bayu yang telah ereksi sempurna mulai bergerak-gerak maju mundur, seakan-akan menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.

Suamiku memang jago dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil saat aku sudah tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang kurasakan, tubuhku meregang sekian detik dan akhirnya rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih pada saat itu, mataku terpejam sambil menggigit kecil bibirku saat kurasakan vaginaku mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.

Dan tidak lama kemudian Mas Bayu mencapai puncaknya juga, dia dengan cepatnya menarik penisnya dan beberapa detik kemudian, air maninya tersembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku membantunya dengan mengocok penisnya sampai air maninya habis, dan kemudian aku mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya dan mulai lunglai.

"Aku benar-benar puas Mer, kamu memang hebat", pujinya. Aku masih bergelayut manja di dekapan tubuhnya.
"Mer, kamu memang istriku yang baik, kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini, dan aku mau kamu membantu aku untuk mengatasinya", katanya.
"Bukankah selama ini aku sudah begitu Mas", sahutku. Mas Bayu mengangguk-angguk mendengarkan ucapakanku.
Kemudian ia melanjutkan, "Kamu tahu maksud kedatangan Bondan tadi sore. Dia menagih utang, dan aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku. Kemudian setelah lama berbicang-bincang ia menawarkan sebuah jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan sebuah syarat", ucap Mas Bayu.
"Apa syaratnya, Mas?" tanyaku penasaran.
"Rupanya dia menyukaimu, dia minta izinku agar kamu bisa menemani dia semalam saja", ucap Mas Bayu dengan pelan dan tertahan.

Aku bagai disambar petir saat itu, aku tahu arti 'menemani' selama semalam. Itu berarti aku harus melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan pada Mas Bayu. Mas Bayu mengerti keterkejutanku.
"Aku sudah tidak tahu lagi dengan apalagi aku harus membayar hutang-hutangku, dia sudah mengancam akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa membayarnya sampai akhir pekan ini", katanya lirih.

Aku hanya terdiam tak mampu mengomentari perkataannya itu. Aku masih shock memikirkan aku harus rela memberikan seluruh tubuhku kepada lelaki yang belum kukenal selama ini. Sikap diamku ini diartikan lain oleh Mas Bayu.
"Besok kamu ikut aku menemui Bondan", ujarnya lagi, sambil mencium keningku lalu berangkat tidur. Seketika itu juga aku membenci suamiku. Aku enggan mengikuti keinginan suamiku ini, namun aku juga harus memikirkan keselamatan keluarga, terutama keselamatan suamiku. Mungkin setelah ini ia akan kapok berjudi lagi pikirku.

Sore hari setelah pulang kerja, Mas Bayu menyuruhku berhias diri dan setelah itu kami berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, rupanya Mas Bayu mengantarku ke sebuah hotel berbintang. Ketika itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 20.00 malam. Selama hidup baru pertama kali ini, aku pergi untuk menginap di hotel.

Ketika pintu kamar di ketuk oleh Mas Bayu, beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, dan kulihat Bondan menyambut kami dengan hangatnya, Suamiku tidak berlama-lama, kemudian ia menyerahkan diriku kepada Bondan, dan kemudian berpamitan.

Dengan lembut Bondan menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku dijamah oleh seseorang yang bukan suamiku. Ternyata Bondan tidak seburuk yang kubayangkan, memang matanya terkesan liar dan seakan mau melahap seluruh tubuhku, tetapi sikapnya dan perlakuannya kepadaku tetap tenang, sehingga dikit demi sedikit rasa grogi yang menyerangku mulai memudar.

Bondan menanyakan dengan lembut, aku ingin minum apa. Kusahut aku ingin minum coca-cola, tetapi jawabnya minuman itu tidak ada sekarang ini di kamarnya, kemudian dia mengeluarkan sebotol sampagne dari kulkas dan menuangkannya sedikit sekitar setengah sloki, kemudian disuguhkannya kepadaku, "Ini bisa menghilangkan sedikit rasa gugup yang kamu rasakan sekarang ini, dan bisa juga membuat tubuhmu sedikit hangat. Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan", ucapnya lagi sambil menyodorkan minuman tersebut.

Kuraih minuman tersebut, dan mulai kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis, memang benar beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi sudah mulai menghilang, dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuhku.

Bondan kemudian menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya, dan mengajakku berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku, tubuhkupun limbung. Kemudian Bondan merebahkan tubuhku ke ranjang. Beberapa menit aku rebahan di atas ranjang membuatku mulai bisa menghilangkan rasa pening di kepalaku.

Tetapi aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku, semakin lama denyut-denyut tersebut mulai terasa menguat, terutama di bagian-bagian sensitifku. Aku merasakan tubuhku mulai terangsang, meskipun Bondan belum menjamah tubuhku.

Ketika aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuhku, napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seakan-akan mengeras dan benar-benar peka, vaginaku mulai terasa basah dan gatal yang menyengat, perlahan-lahan aku mulai menggesek-gesekkan kedua belah pahaku untuk mengurangi rasa gatal dan merangsang di dalam vaginaku. Tubuhku mulai menggeliat-geliat tak tahan merasakan rangsangan seluruh tubuhku.

Bondan rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba tubuhku tanpa bisa kuhalangi lagi. Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi, sampai tak sadar aku melorotkan sendiri pakaian yang kukenakan. Saat pakaian yang kukenakan lepas, Mata Bondan tak lepas memandangi belahan payudaraku yang putih montok dan yang menyembul dan seakan ingin loncat keluar dari bra yang kukenakan.

Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Bondan kemudian menggumuliku dengan panasnya sembari tangannya mengarah ke belakang punggungku, tidak lebih dari 3 detik, kancing bra-ku telah lepas, kini payudaraku yang kencang dan padat telah membentang dengan indahnya, Bondan tak mau berlama-lama memandangiku, dengan buasnya lagi ia mencumbuiku, menggumuliku, dan tangannya semakin cepat meremas-remas payudaraku, cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.

Melihat ini, tangan bondan yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku, aku merasakan nikmat yang benar-benar luar biasa. Napasku benar-benar memburu, mataku terpejam nikmat saat tangan Bondan mulai memasuki celana dalamku dan memainkan daging kecil yang tersembunyi di kedua belahan rapatnya vaginaku.
Bondan memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku terpaksa merapatkan kedua belah pahaku untuk agak menetralisir serangan-serangannya, jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang tubuhku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam vaginaku. Tak puas karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali gerakan dia melepaskan celana dalamku. Aku kini benar-benar bugil tanpa tersisa pakaian di tubuhku.

Bondan tertegun sejenak memandangi pesona tubuhku, yang masih bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang disuguhkan di dalam minumanku. Dengan cepatnya selagi aku masih merangsang sendiri payudaraku, Bondan melepaskan dengan cepat seluruh pakaian yang dikenakan sampai akhirnya bugil pula. Aku semakin bernafsu melihat batang penis Bondan telah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang.

Dengan cepat Bondan kembali menggumuliku dengan benar-benar sama-sama dalam puncak terangsang, aku merasakan payudaraku diserang dengan remasan-remasan panas, dan.., ahh.., akupun merasakan batang penis Bondan dengan cepatnya menyeruak menembus liang vaginaku dan menyentuh titik-titik kenikmatan yang ada di dalam liang vaginaku, aku menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan penisnya dengan menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga penisnya bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.

Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali penis Bondan mulai bergerak masuk menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti hendak menahan pipis, saat itu aku merasakan nikmat yang kurasakan berlipat-lipat kali nikmatnya, begitu juga dengan Bondan, dia mulai keteteran menahan kenikmatan tak bisa dihindarinya. Sampai pada satu titik saya sudah terlihat akan orgasme, Bondan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan hentakan2 penisnya yang dipercerpat.. akhirnya kekuatan pertahananku ambrol.. saya orgasme berulang-ulang dalam waktu 10 detik.. Bondan rupanya juga sudah tidak mampu menahan lagi serangannya dia hanya diam sejenak untuk merasakan kenikmatan dipuncak-puncak orgasmenya dan beberapa detik kemudian mencabut batang penisnya dan tersemburlan muncratan-muncratan spermanya dengan banyaknya membanjiri wajah dan sebagian berlelehan di belahan payudaraku. Kamipun akhirnya tidur kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi.

Keesokan paginya, Bondan mengantarku pulang ke rumah. Kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk dan berbicara sebentar sementara aku masuk ke kamar anakku untuk melihatnya setelah seharian tidak kuurus.

Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara satu sama-lain, sampai akhirnya aku luluh juga saat suamiku minta maaf atas kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, suamiku kembali terjebak dalam permainan judi. Sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja judi. Jika menang suamiku akan memberikan oleh-oleh yang banyak kepada kami. Tetapi jika kalah aku harus rela melayani teman-teman suamiku yang menang judi. Sampai saat ini kejadian ini tetap masih berulang. Oh sampai kapankah penderitaan ini akan berakhir.

TORAJA4D AGEN SLOT ONLINE


Bos ku suka Main Slot Games ? Tapi tidak bisa dijadikan uang asli?

Tenang saja Bos ku Sekarang ada WWW.TORAJA4D.COM 

Langsung aja Bos ku bergabung bersama kami di WWW.TORAJA4D.COM Prosesnya mudah dan cepat Bosku.
Sudah banyak loh member kami yang menang sampai berjuta-juta! sekarang giliran Bos ku
Dapatkan Bonus Free Chip Casino Rp 10.000,- & Bonus Deposit Up To 10% WOW!, dan masih banyak lagi bonus berlimpah lainnya yang menunggu Bos ku.
Depositnya sangat Terjangkau Bos ku :
Minimal Deposit Rp 20.000
Minimal Withdraw Rp 20.000
Support Bank Terbesar di Indonesia!
BCA | MANDIRI | BNI | BRI
Tersedia juga deposit pulsa via TELKOMSEL dan XL Bos ku
Info lebih lanjut Bisa add kontak dibawah ini:
- WA: +6281284603036
- FanPage FB: torajagroup
- IG: Toraja4d
- TWIT:AgenToraja
Buruan bergabung dan jadilah member di WWW.TORAJA4D.COM
sudah banyak member kami yang menang sampai jutaan rupiah,Sekarang giliran Bos ku menjadi seorang jutawan.

Sabtu, 11 Januari 2020

Dunia Maya


Dunia internet adalah dunia yang mengasyikkan sekaligus dunia yang maya. Kita bisa mengetahui semua situs dengan bebas. Terutama dunia porno, berbagai jenis ras manusia dapat kita ketahui seluk beluk dan lekuk tubuhnya. Dunia chatting tidak kalah hebatnya dengan itu semua, kita bisa ngobrol dengan orang-orang sesama pengguna MIRC di seluruh dunia.

Suatu sore, saya iseng2 chat karena memang sudah lama saya tidak masuk di arena itu. “Malampanjang” adalah nick yang sering saya gunakan dan biasa memasuki line DALnet.
Sambil santai menghisap rokok, saya mulai iseng berkenalan dengan orang-orang sesama MIRC-is. Sebut saja nicknya “Mahon_f”, salah satu teman baru MIRC saya. Setelah ngobrol ke sana kemari, dia menyebut diri anak Semarang dan baru setahun tinggal di sana, jadi bahasa Indonesianya agak kaku.
Tetapi anehnya, bicaranya rada2 berani dibanding cewek lainnya, setelah ditelusuri, dia adalah anak bule dari USA. Bapaknya hijrah kerja di Semarang. Aku minta juga pic-nya dan langsung dikirim lewat DCC. Lumayan juga orangnya, agak montok, rambut pirang, ikal dan cantik. Hanya kulitnya merah karena kebanyakan kena sengat matahari.Nggobrol lama dan akhirnya aku mulai iseng untuk mengetahui kehidupan seksualnya. Ternyata dia termasuk orang yang menganut free sex.
Aku minta nomor telponnya dan membuat janji dengannya untuk bertemu. Aku adalah anak Yogyakarta yang kuliah di Politeknik Negeri di Bandung, jadi harus jauh-jauh kesana dulu untuk bisa bertemu dengannya. Sedangkan dia masih kuliah di sebuah universitas swasta di Semarang. Akhir bulan aku pulang dan mampir ke Semarang untuk bertemu dengan Mahony (nama dia). Aku naik bus dan sampai disana kira-kira pukul 4 sore, lalu aku telpon dia supaya menjemputku.
Suzuki Vitara metalik datang menghapiriku yang isinya 2 orang bule muda yang cantik-cantik.
“Kamu malampanjang yaa..?” sapa dia sambil melempar senyum, membuat otakku tidak karuan menjawabnya.
“Benar dan Kamu Mahony ya..?” balasku.
“Iya, apa khabar malam panjang..?” sapa dia.
Dada ini bergetar juga melihat gaya pakaiannya yang bersinglet ketat dan celama jeans rombeng sobek di lututnya.
“Ayo masuk..! Dan *****., kenalkan kakakku, Garrel..” kata dia.
Kami bersalaman, sambil melapas kaca mata hitamnya dia memperkenalkan namanya.
“Hallo.. Aku Garrel, nama Kamu siapa..?” tanya dia.
“Aku Harris (samaran).” balasku sambil bersalaman.
Aku masuk ke dalam mobil dan berangkat karena sudah mengundang banyak mata memadang ke arah kami. Si Mahony pindah ke belakang menemani aku di belakang, sedangkan kakaknya gantian mengemudi mobil.
Berjalan melintasi tugu muda dan simpang lima, lalu entah ke mana aku tidak tahu arah karena asyik ngobrol dengan si Mahony. Dia banyak menceritakan tentang situasi kota Semarang yang terlalu panas dan tentang teman-temannya dis***** Mahony orang yang supel dan cuek, jadi tidak terlalu kaku bicara dengan dia walaupun kadang bicaranya dicampur dengan bahasa Inggris.
Setelah lama berkeliling Semarang, akhirnya sampai di sebuah rumah besar di perumahan elite Semarang. Kami disambut oleh seorang wanita bule setengah baya yang berbahasa Indonesia dengan fasih. Itu adalah Ibunya Mahony. Dimana di rumah itu hanya tinggal orang tua Mahony, dua orang anaknya dan tiga orang pembantu. Kami bertiga ngobrol seperti sudah kenal lama saja, padahal kami beru bertemu.
Malam hari tiba dan aku dipaksa untuk menginap dan tinggal disana, aku sih baik-baik saja, lagian disuguhi dengan kulit-kulit mulus setiap saat. Aku tidak kuat, kemaluannku terus menegang melihat itu semua, serta nafas yang tidak beraturan karena otak kotorku sudah dipenuhi bisikan-bisikan nafsu dari sang iblis.
Aku pamit mandi, kesempatan itu tidak aku sia-siakan dengan melepaskan hasrat dengan beronani. Kamar mandi yang besar, lengkap dengan bak mandi tidur dan sebuah kaca besar di seberang. Tanpa komando, aku langsung melepas baju dan celana. Membasahi tubuhku dengan air hangat sambil mengocok batang kemaluanku perlahan. Berinspirasi membayangkan si Mahony dengan payudara yang menggantung indah dan Garrel tanpa selembar benang pun. Perlahan kukocok sambil memejamkan mataku.
Tanpa sadar, sebuah tangan yang halus memegang pinggulku, terbelalak aku buka mata, terpana dan tidak bisa bergerak, Mahony sudah di depan mataku sambil tersenyum memegang handuk.
“Waduh ketahuan nich..!” bisikku dalam hati.
“Kamu lupa mengunci pintu, Haris..” katanya tersenyum.
Suara yang lembut membuat jantungku berdegup kencang. Rupanya Mahony datang membawakan handuk buatku, dan sekarang dia mulai melepaskan baju singlet ketatnya. Seribu sumpah serapah keluar dalam batinku mengagumi keindahan tubuh moleknya. Tanpa berkedip dan nafas tidak beraturan, aku melihat pemandangan indah itu. Si Mahony secara perlahan membuka singletnya dan celana jeansnya. Hanya tinggal bra (36) dan celana dalamnya saja yang tersisa. Begitu mulus nan indah.
Perlahan dia merangkulku, sejuta maki ketidakpercayaan berkecamuk di dalam dada. Mencium lembut bibirku, aku hanya terdiam sebab belum pernah aku melihat bule berbugil ria di depanku, kecuali di dalam film BF yang sering aku toton.
“Kenapa Kamu, Haris..?” tanya dia membuyarkan lamunanku.
“Ehh.. ee.. tidak apa-apa kok.., ntar kalo ketahuan Ibu kamu gimana..?” tanyaku.
“Tidak apa-apa, dia baru tidur di kamarnya..” jawabnya.
Inilah kesempatanku, batinku mendukungku terhadap semua ***** Aku balas kecupan bibirnya dengan lembut, berpanggut dan terus berpanggut. Tanpa sadar, ritme kecupan kami menjadi cepat, mungkin karena nafsu kami yang sudah mulai berkobar. Bunuh aku dengan api nafsumu, hancurkan, lepaskan dalam semua kegirangan ***** Lama kami berpanggut di bawah siraman air dan uap hangat. Sampai aku beranikan diri membuka tali BH-nya, kini tampaklah sebuah gunung kembar menjulang dengan penuh gairah. Segera kusambut dengan usapan terlembutku.
Cerita Panas – Kuremas dan kuresapi apa yang ada di dalam payudaranya. Aku kecup leher, dadanya dengan perlahan sambil tanganku meremas pantatnya. Putting yang tampak menantang dengan warna merah tua tampak menggoda dengan jemari lentiknya. Aku permainkan lidahku di seputar putingnya, melingkar, gigitan kecil menghiasi kulit mulusnya.
“Aahh.. sshh.. aahh..” rintihnya ketika lidahku mengenai ujung putingnya.
Aku hisap putingnya dan aku putar-putar dengan lidahku, sambil sesekali bergerak ke samping tubuhnya, rusuk, dan punggung. Aku memang suka menjilati tubuh lawan mainku sampai benar-benar basah seluruh tubuhnya dengan lidahku.
Perlahan aku turun ke arah perut, pantat, paha, betis lalu naik lagi ke arah selangkangannya. Aku tidurkan dia di lantai kamar mandi, sambil aku angkat kedua kakinya hingga terkuak kini selangkangannya. Benar-benar indah vaginanya yang tanpa sebatang bulu pun menumbuhinnya, berwarna merah dengan klitoris yang sedikit menyembul. Aku urut dengan lidahku sepanjang pahanya menuju ke atas, berhenti di pinggir selangkangannya. Sambil aku remas-remas payudaranya, kuputar-putar lidahku di sekitar bibir kemaluannya, wangi dan sangat basah. Rupanya dia sudah terbakar nafsu emosi akibat cumbuanku. Dia terus meremas payudaranya sambil mendesah tidak karuan.
Perlahan aku jilat ujung klitorisnya yang berwarna merah merekah, jilat dan jilat.
“Aahh.. shh.. ooh.., Haris.. shh..” desahnya mengencang.
Kujilati terus klitorisnya dan sesekali kukorek isi vaginanya dengan lidahku. Kubuka pinggir vaginanya dengan kedua tanganku, lalu kujilati bagian dalam vaginanya, kutusuk dengan lidahku sampai benar-benar basah dengan cairan hangat vaginanya. Aku lihat dia memejamkan mata sabil mendesis keras disertai dengan kata-kata berbahasa Inggris yang aku tidak mengerti artinya. Kadang menjambak rambutku disertai dengan lolongan panjang dan menekan kepalaku ke arah liang senggamanya dan mengangkat pinggulnya, aku tidak tahu apakah dia sudah ejakulasi atau belum, aku tidak perduli, aku terlalu sibuk dengan vagina indahnya.
Tiba-tiba dia bangun dan membalikkanku dengan posisi telentang. Dengan liar dia kecupi dada dan putingku, hal itu tentu saja membuatku terbang dan meratap, sebab memang putingku adalah daerah “rawanku”, sambil aku sendiri mengocok batang kemaluanku yang terus menegang. Di kangkanginya tubuhku sambil dituntunnya kemaluanku ke arah vaginanya.
“Bllueess.. ss..” terasa nikmat sekali setelah beberapa bulan aku menahan gejolak nafsuku.
Terasa menggigit dan hangat di dalam vaginanya. Dia mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, aku sungguh menikmatinya.
Buah dadanya yang naik turun menciptakan sebuah pemandangan yang erotis bagi mataku. Tubuhku bergoncang hebat oleh karena goyangannya. Bagai kerasukan iblis seks, dia bergerak dengan tidak karuan, mendongak ke atas ke kiri dan ke kanan. Oohh.. aku sungguh terpuaskan. Aku coba melihat ke arah kaca kamar mandi, oohh.. pamandangan yang mampu mambuatku terangsang sendiri oleh karena tingkah liarnya.
“Clep.. clep.. clepp..” suara bibir vagina bertemu dengan pangkal batang kejantananku di sertai dengan air hangat.
Kulepaskan dia dan gantian aku yang berada di atas. Dengan posisi batang kejantananku yang masih menancap erat di vaginanya, aku mulai menggoyangnya dengan irama teratur, buah dadanya bergerak-gerak naik turun.
“Ahh.. ahh.. nikmat Hariss.. oh yes..!” desahnya yang membuat nafsuku terbakar hebat.
Kukangkangi dia di atas dengan posisi duduk, dengan batang kemaluanku yang masih tercepit, kurapatkan kedua kakinya, lalu aku mulai menggoyang. Dia mulai bergelinjang lagi sebab posisi itu begitu menekan vaginanya untuk bergesekan dengan batang kemaluanku.
“Clepp.. clep.. clep.. cleepp..” disertai erangan kenikmatan keluar dari bibir kami.
Posisi tersebut tentulah sangat kuat menggesek klitorisnya, sambil tanganku meremas buah dadanya. Ooh.. betapa nikmat dosa *****
“Aaahh.. ahh.. ooh.. ooh.. I am coming.. I am coming.. oohh.. oohh.. aahh.. aahh..” desahnya liar.
Sesaat berikutnya, dia mulai berkelojotan dengan jari yang meremas kuat pundakku, hingga menimbulkan luka gores yang pedih, hal itu justru menambah nilai kenikmatan tersendiri setelah nanti berhubungan intim dengannya.
Aku berganti posisi dengan menggangkat satu kakinya ke atas, sehingga dia berposisi miring, sedangkan aku dengan leluasa melihat batang kemaluanku keluar masuk ke vaginanya yang sudah sangat bajir, berkilat-kilat oleh cairan vaginanya yang memerah dan merekah. Kugoyang terus sampai keringatku pun berjatuhan di pahanya. Bayangan yang tercipta di kaca kamar mandi sungguh terlihat indah, bagai dua mahluk yang terlibat pertempuran sengit. Saling menindih dan saling mengerang kenikmatan.
“Clep.. clep.. cllepp.. ahh.. ahh.. sshh..” suara yang bergema di kamar mandi tersebut.
Cerita Seks – Beradu dengan gemuruh nafsu di dalam dada ini, keringat pun berjatuhan di perut dan dada Mahony yang berkilat karena mulus kulitnya. Hingga pada akhirnya, sesuatu yang akan meledak bergerak turun dari dalam perut bawahku. Kugoyangkan dengan keras dan irama tempo yang sangat cepat agar kenikmatana itu dapat kuraih bersamaan dengannya.
“Aahh.. ah.. ahh.. oohh.. oohh.. aahh..” desah panjangnya.
Dia keluar untuk yang kedua kalinya dan aku pun dengan mata terpejam berusaha menghancurkan lubang vaginanya dengan sperma yang akan keluar menyembur ke vaginanya.
“Aaahh.. aahh..” desahku mengimbangi semburan spermaku.
“Crroott.. ccrroott.. ccrroott.. sseerr.. serr..” banyak sekali sperma yang keluar menyembur di daerah perut dia.
Tiba-tiba Mahony memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil di kocok.
“Aahh..” membuatku melayang, ditelannya sperma yang keluar dari batang kemaluannku, dijilati sampai terasa linu batang kejantananku.
“Eemm.. srruupp.. srrupp.. ahh.. sshh.. shh..” desisnya.
Aku bersandar pada dinding kamar mandi dengan nafas tidak baraturan seakan mau pacah rongga dada ***** Turut pula dia bersandar di perutku sambil terus menjilati kemaluanku.
Dikecupnya bibirku sambil berucap, “Thanks..!”
Aku hanya terdiam tanpa bisa berkata-kata oleh karena nafasku yang memburu.
Beberapa saat kemudian, aku mandi dengannya di shower sambil bercanda dan tertawa, dan malam harinya, babak kedua terus berlanjut karena dia menyusul ke kamar tidurku. Hingga larut, kami masih bercengkrama dengan nafsu kami sampai tertidur dengan tanpa memakai selembar benang pun.
Pagi yang indah menyambutku dengan sebuah kecupan hangat di kening. Sambil beranjak dari tempat tidurku, dia menenteng celana dalamnya yang belum terpakai semalam. Siang itu, aku pulang ke Bandung, dengan diantarkannya sampai terminal Semarang. Kami berpisah dengan lambaian tangan dan sebuah kecupan panjang bibir di dalam mobil. Sebelumnya, dia memberikan alamat e-mailnya dan berharap aku tidak melupakan kenangan yang kami lakukan berdua.
Beberapa hari kemudian, aku membuka e-mailku. Sebuah e-mail manis dari Mahoney disertai dengan kartu ucapan selamat pagi yang indah, membuat hatiku bersorak gembira. Isi tulisan terakhirnya, “Kapan Kamu maen ke Semarang lagi..?”
“Ha.. ha.. ha..” dalam hati aku tertawa, apakah ini nyata..?

Jumat, 10 Januari 2020

Karyawan Bank


Yanti adalah salah seorang manager pada bagian Treasury di sebuah bank asing. Yanti berumur 28 tahun, dia adalah seorang Sunda yang berasal dari daerah Bogor. Yanti telah bersuami dan mempunyai seorang anak yang baru berumur 7 tahun. Tubuh Yanti dapat dikatakan kurus dengan tinggi badan kurang lebih 163 cm, dengan berat badannya kurang lebih 49 kg. Buah dadanya berukuran kecil tetapi padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis.
Setibanya di Semarang, setelah check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada beberapa nasabah, yang dilakukan sampai dengan setelah makan malam. Setelah selesai berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Tom dan Anita melanjutkan acara mereka dengan duduk-duduk di bar hotel sambil mengobrol dan minum-minum. Yanti pada awalnya diajak juga, tapi karena merasa sangat lelah, dan di samping itu ia juga merasa tidak enak mengganggu mereka, maka ia lebih dulu kembali ke kamar hotel untuk tidur.

Menjelang tengah malam, Yanti tiba-tiba terbangun dari tidurnya, hal ini disebabkan karena ia merasa tempat tidurnya bergerak-gerak dan terdengar suara-suara aneh. Dengan perlahan-lahan Yanti membuka matanya untuk mengintip apa yang terjadi. Hatinya terkesiap melihat Tom dan Anita sedang bergumul. Keduanya berada dalam keadaan polos sama sekali.

Anita yang bertubuh kecil itu, sedang berada di atas Tom seperti layaknya seseorang yang sedang menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan cepat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,

“Ssshhh…, sshhh…”, karena mungkin takut membangunkan Yanti.

Kedua tangan Tom sedang meremas-remas kedua buah dada Anita yang kecil tetapi padat berisi itu. Yanti sangat panik dan berada dalam posisi yang serba salah. Jadi dia hanya bisa terus berlagak seperti sedang tidur. Yanti mengharapkan mereka cepat selesai dan Tom segera kembali ke kamarnya. Besok dia akan menegur Anita agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di kamar mereka. Seharusnya mereka dapat melakukan hal itu di kamar Tom sehingga mereka dapat melakukannya dengan bebas tanpa terganggu oleh siapa pun. Dari bau whisky yang tercium, rupanya keduanya masih berada dalam keadaan mabuk. Yanti berusaha keras untuk dapat tidur kembali, walaupun sebenarnya ia merasa sangat terganggu dengan gerakan dan suara-suara yang ditimbulkan oleh mereka.

Pada saat Yanti mulai terlelap, tiba-tiba ia merasakan sesuatu sedang merayap pada bagian pahanya. Yanti sangat terkejut dan tubuhnya mengejang, karena pada saat dia perhatikan, ternyata tangan kanan Tom sedang mencoba untuk mengusap-ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Yanti berpura-pura masih terlelap dan mencoba mengintip apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rupanya permainan Tom dan Anita sudah selesai dan Anita dalam keadaan kelelahan serta mengalami kepuasan yang baru dinikmatinya, sudah tergolek tidur.

Tom yang masih berada dalam keadaan polos dengan posisi badan setengah tidur disamping Yanti, sambil bertumpu pada siku-siku tangan kiri, tangan kanannya sedang berusaha menyingkap selimut yang dipakai Yanti. Yanti menjadi sangat panik, pada awalnya dia akan bangun dan menegur Tom untuk menghentikan perbuatannya, akan tetapi di pihak lain dia merasa tidak enak karena pasti akan membuat Tom malu, karena dipikirnya Tom melakukan hal itu lebih disebabkan karena Tom masih berada dalam keadaan mabuk. Akhirnya Yanti memutuskan untuk tetap berpura-pura tidur dengan harapan Tom akan menghentikan kegiatannya itu.

Akan tetapi harapannya itu ternyata sia-sia belaka, bahkan secara perlahan-lahan Tom bangkit dan duduk di samping Yanti. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh Yanti dengan perlahan-lahan dan dari mulutnya menggumam perlahan,

“Psssttt sayang, mari kubantu menikmati sesuatu yang baru…, nih.., kubantu melepaskan celana dalammu…, nggak baik kalau tidur pakai celana dalam”, sambil tangannya yang tadinya mengelus-elus bagian atas paha Yanti bergerak naik dan memegang tepi celana dalam Yanti, kemudian menariknya dengan perlahan-lahan ke bawah meluncur di antara kedua kaki Yanti.

Badan Yanti menjadi kaku dan dia tidak tahu harus berbuat bagaimana. Yanti seakan-akan berubah menjadi patung, pikirannya menjadi gelap dan matanya dirasakannya berkunang-kunang. Tom melihat kedua gundukan bukit kecil dengan belahan sempit di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut hitam kecoklatan halus yang tidak terlalu lebat di antara paha atas Yanti. Jari-jari Tom membuka satu persatu kancing daster Yanti, sambil tangannya bergerak terus ke atas dan sekarang ia menyingkapkan seluruh selimut yang menutupi tubuh Yanti, sehingga terlihatlah payudara Yanti yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat tua.

Sekarang Yanti tergolek dengan tubuhnya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang dan pantat yang penuh berisi, serta buah dada yang kecil padat dan belahan di antara paha atas yang membukit kecil, benar-benar sangat merangsang nafsu birahi Tom. Tom sudah tidak sanggup menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, sekarang bangkit lagi, tegang dan siap tempur.

Sejak saat itu Tom bertekad untuk tidak akan membebaskan Yanti. Ia terlalu berharga untuk di biarkan, Tom akan menikmati tubuh Yanti berulang-ulang pada malam ini. Kemolekan tubuh Yanti terlalu sayang untuk disimpan oleh Yanti sendiri pikir Tom. Tom mendorong tubuh Yanti dan mulai meremas-remas payudara Yanti yang telah terbuka itu,
“Dengerin sayang, you akan saya ajarin menikmati sesuatu yang nikmat, asal you baik-baik nurutin apa yang akan saya tunjukkan”.

Kesadaran Yanti mulai kembali secara perlahan-lahan dan dengan tubuh gemetar Yanti perlahan-lahan membuka matanya dan memperhatikan Tom yang sedang merangkak di atasnya. Yanti mencoba mendorong badan Tom sambil berkata,

“Tom, apa yang sedang kau lakukan ini?”, “Sadarlah Tom, aku kan sudah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Karena menganggap Tom berada dalam keadaan mabuk, Yanti mencoba membujuk dan menggugah kesadaran Tom.

Akan tetapi Tom yang telah sangat terangsang melihat tubuh Yanti yang molek halus mulus dan bugil di depan matanya mana mau mengerti, apalagi penisnya telah dalam keadaan sangat tegang.

“Gila! Cakep banget! Lihat buah dadamu, padat banget. Cocok sama seleraku! You emang pinter menjaga tubuhmu, sayang!”, kata Tom sambil menekan tubuhnya ke tubuh Yanti.
Yanti berusaha bangun berdiri, akan tetapi tidak bisa dan dia tidak berani terlalu bertindak kasar, karena takut Tom akan membalas berlaku kasar padanya.
Sedangkan dalam posisinya itu saja ia sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.
Sambil menjilat bibirnya Tom berbaring di sisi Yanti.

“Yan, lebih baik you mengikuti kemauanku dengan manis, kalau tidak saya akan maksa you dan saya perkosa you habis-habisan. Kalau you nurutin, you akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sakit”. Lalu tangannya ditangkupkan di buah dada Yanti, sambil meremas-remasnya dengan sangat bernafsu, sambil merasakan kehalusan dan kepadatan buah dada Yanti. “Bodi you oke banget!”, kata Tom. “Coba you berputar Yanti!”. Perlahan-lahan dengan perasaan yang putus asa Yanti berputar membelakangi Tom. Dan dirasakanya tangan Tom sekarang ada di pantatnya meremas dan meraba-raba.

Kemudian Tom menyibakkan rambut Yanti, dan dihirupnya leher Yanti dengan hidungnya sementara lidahnya menelusuri leher Yanti. Sambil melakukan hal itu tangan Tom berpindah menuju kemaluan Yanti. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain-main, mengelus-elus dan menekan-nekan, sambil berkata,

“Kasihan you, Yanti, pasti suami you tidak tahu cara membahagiakan you?”,
“Tapi tenang aja sayang, dengan saya, you nggak bakalan bisa lupa seumur hidup, you bakalan merasakan bagaimana menjadi wanita sejati!”. Sambil memutar kembali tubuh Yanti.
Setelah itu Tom mengambil tangan Yanti dan meletakkannya di kemaluannya yang telah sangat tegang itu.

Ketika merasakan tangannya menyentuh benda hangat yang besar lagi keras itu, tubuh Yanti tersentak, belum sempat Yanti dapat berpikir dengan jelas, terasa badannya telah ditelentangkan oleh Tom dan dengan cepat Tom telah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Tom. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Tom lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Yanti,

“Apa you mau saya masukin itu?”,
“Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Toomm…”, Yanti dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Tom.
Yanti mencoba mengeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Tom agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.
Sambil tersenyum Tom berkata lagi,
“You tidak dapat kemana-mana lagi, lebih baik you diam-diam saja dan menikmati permainan saya ini..!”. Tom lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis besarnya yang telah menempel pada bibir kemaluan Yanti dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Yanti dengan tanpa dapat dihalangi lagi.
Testis Tom mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Yanti, sementara Yanti megap-megap karena dorongan keras Tom.

Yanti belum pernah merasakan saat seperti ini, setiap bagian tubuhnya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang saat ditindih oleh dada Tom. Dirinya sudah lupa kalau sedang diperkosa, ia tidak peduli pada tubuh besar Tom yang sedang bergerak naik turun menindih tubuhnya yang langsing. Yanti mulai merasakan suatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian bawah tubuhnya, vaginanya yang telah terisi oleh penis besar dan panjang milik Tom, terasa menggelitik dan menyebar ke seluruh tubuhnya, sehingga Yanti hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis mirip orang kepedasan.

Yanti hanya berusaha menikmati seluruh rasa nikmat yang dirasakan tubuhnya. SekarangYanti  mencoba untuk berusaha aktif dengan ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama gerakan Tom di atasnya. Tom melihat Yanti mengerang, merintih dan mengejang setiap kali ia bergerak. Dan Yanti sudah mulai terbiasa mengikuti gerakannya. Tom merasakan tangan Yanti merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus-elus ke bawah dan meremas-remas pantatnya serta menariknya ke depan agar semakin merapat pada tubuh Yanti. Tom terus menggosok-gosokkan penisnya pada klitoris Yanti.

Tom sekarang ingin membuat Yanti orgasme terlebih dahulu. Yanti semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Tom, sekarang wajahnya terbenam di dada bidang Tom, mulutnya megap-megap seperti ikan terdampar di pasir, dengan perlahan-lahan mulutnya bergeser pada dada Bossnya dan sambil terus menjilat akhirnya tiba pada puting susu Tom.

Sekarang Yanti secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Tom, sehingga badan Tom mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Tom terasa semakin keras, sehingga Tom semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Yanti dalam-dalam. Yanti merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.

Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Yanti tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,
“Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.

Kedua pahanya melingkari pantat Tom dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Yanti. Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Yanti yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Yanti dan di ujung sana terasa ada “tembok” yang mengelus kepala penisnya.

Setelah beristirahat sejenak dan melihat Yanti sudah agak tenang, Tom mulai memompa lagi. Pompaan Tom kali ini segera dibalas oleh Yanti, pinggulnya bergerak-gerak “aneh” tapi efeknya luar biasa. Penis Tom serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Yanti berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Yanti berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi.
Wah, suatu sensasi melanda perasaan Tom, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Tom karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Yanti makin bervariasi. Terkadang Tom malah meminta Yanti berhenti bergoyang untuk sekedar menarik nafas panjang. Lumatan dinding kemaluan Yanti pada penis Tom membuatnya geli-geli dan serasa akan ‘meledak’.

Tom tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati
“elusan” vagina Yanti. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewanitaan Yanti semakin menggila dan semakin liar.

Hingga akhirnya Tom harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Tom bergerak mengimbangi goyangan pinggul Yanti, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Tom menyemprotkan maninya kuat-kuat di dalam liang kewanitaan Yanti, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Tom melayang tadi, tiba-tiba kaki Yanti yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Tom kuat-kuat. Amat sangat kuat.

Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi…, Yanti pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Elin.

“Toommm, aduuuh, Toomm, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Toomm….!”.

Tom tersenyum puas melihat tubuh Yanti terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian tangan Yanti dengan eratnya menekan pantat Tom ke arah selangkangannya sambil kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Tom pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Yanti. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Yanti langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan dan kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Yanti merasa bagian-bagian tubuhnya seolah terlepas dan badannya tidak dapat digerakkan sama sekali.

Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Yanti kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan kekar lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya, bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Yanti mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Yanti, Tom mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya.

Sambil membujuk dan mengelus-elus rambut Yanti dengan perlahan-lahan penisnya mulai tegang lagi dan dengan halus penisnya yang memang telah berada tepat di depan kemaluan Yanti ditekan perlahan-lahan agar masuk ke dalam kewanitaan Yanti. Pada saat merasakan penis Tom mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Yanti bereaksi sedikit dengan mencoba memberontak lemah tapi akhirnya diam pasrah dan membiarkan penis besar tersebut masuk sepenuhnya ke dalam liang kewanitaannya.

Dengan perlahan-lahan Tom menggerakkan badannya naik-turun, sehingga lama-kelamaan tubuh Yanti mulai terangsang kembali dan bereaksi, dan pergumulan kedua insan tersebut semakin lama semakin seru mendaki puncak kepuasan dan kenikmatan, terlupa akan segala penyesalan. Pertarungan mereka terus berlanjut sepanjang malam dan baru berhenti menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.

Pukul 10 pagi keduanya baru terbangun dan terlihat Anita telah berpakaian rapi, sedang menikmati sarapan paginya sambil mengerling ke arah mereka dengan senyum-senyum rahasia. Pada mulanya Yanti merasa sangat malu terhadap Anita, tapi melihat reaksi Anita yang seperti itu, seakan-akan mengajak bersekutu, akhirnya Yanti menjadi terbiasa.

Kamis, 09 Januari 2020

TORAJA4D AGEN SABUNG AYAM ONLINE


Bos ku suka betting sabung ayam ? Tapi binggung mau betting dimana?

Tenang saja Bos ku Sekarang ada WWW.TORAJA4D.COM 

Langsung aja Bos ku bergabung bersama kami di WWW.TORAJA4D.COM Prosesnya mudah dan cepat Bosku.
Sudah banyak loh member kami yang menang sampai berjuta-juta! sekarang giliran Bos ku
Dapatkan Bonus Cashback Up To 15% setiap minggunya WOW!, dan masih banyak lagi bonus berlimpah lainnya yang menunggu Bos ku.
Depositnya sangat Terjangkau Bos ku :
Minimal Deposit Rp 20.000
Minimal Withdraw Rp 20.000
Support Bank Terbesar di Indonesia!
BCA | MANDIRI | BNI | BRI
Tersedia juga deposit pulsa via TELKOMSEL dan XL Bos ku
Info lebih lanjut Bisa add kontak dibawah ini:
- WA: +6281284603036
- FanPage FB: torajagroup
- IG: Toraja4d
- TWIT: toraja4d
Buruan bergabung dan jadilah member di WWW.TORAJA4D.COM
sudah banyak member kami yang menang sampai jutaan rupiah,Sekarang giliran Bos ku menjadi seorang jutawan.

Asisten PRT


Ketika anak saya berumur satu tahun saya pindah rumah. Kami sering berganti-ganti pembantu. Paling lama mereka hanya bertahan satu tahun. Yang pertama dengan seorang gadis bernama Atun. Usianya saat itu 23 tahun. Dia kami peroleh di sebuah penampungan PRT, semacam sebuah yayasan. Saat itu istri saya sedang memilih-milih sejumlah PRT yang ditawarkan pengelola. Lalu saya lihat istri saya berbicara dengan gadis itu. Beberapa saat kemudian istri saya menghampiri saya. “Gimana kalau dia saja?” tanyanya. Saya bingung. Kalau melihat bagaimana gadis itu bersikap terhadap anak saya, rasanya dialah yang kami cari. Percayalah. Dia terlampau cantik sebagai PRT. Kulitnya coklat bersih. Tinggi sedang, ramah, periang. Dan, waduh. Teteknya sangat besar. Akhirnya gadis bernama Atun itu kami ambil. Saya benar-benar tergoda oleh semua yang ada dalam diri Dayah. Kecantikannya, kebersihan kulitnya, teteknya, keramahannya.

Dua bulan sejak dia ikut kami, saya sudah mulai punya pikiran kotor. Saya mulai mencari cara untuk bisa meniduri Atun. Maukah dia? Serangan terhadap Atun saya lakukan pada suatu malam ketika istri saya keluar kota. Birahi saya muncul sejak siang. Istri saya berpesan kepada Atun supaya kalau malam Nisa tidur dengan dia. Soalnya istri saya paham betul tabiat saya kalau tidur malam. Sejak sore Nisa bersama saya, bercengkerama di depan TV, lalu tertidur sekitar jam 19.00. Saya tiduran di sebelahnya sambil nonton TV. Tapi sebenarnya pikiran saya sedang kacau oleh birahi dan keinginan untuk menikmati tubuh Atun. Tetek gadis itu benar-benar sangat menggoda saya. Seperti apa rupanya tetek besar seorang pembokat? Saya ingin meremas-remasnya, ingin mengulum dan menjilatinya. Saya tiduran dengan berbalut sarung, tanpa baju. Hanya CD saja. Jam 20.00 Atun meminta Nisa untuk dibawa ke kamarnya. Saya pura-pura menolaknya. “Sudah biar tidur sama saya saja,” kata saya. Saya diam saja. Gadis itu mengenakan kaos dengan rok span di atas lutut. Dia duduk melipat lutut di sebelah Nisa.

Hmm. Sepasang pahanya yang putih tersembul dari roknya. “Sudah kamu tiduran di situ dulu nanti kalau sudah waktunya aku bangunin terus kamu bawa Nisa ke kamarmu,” kata saya. Perangkap saya pasang. Dia tampak ragu dan bingung. “Sana ambil bantal kamu!” perintah saya. Dia beranjak. Sebentar kemudian datang lagi dengan membawa bantal dan selimut. Dia rebahkan tubuhnya di sisi Nisa. Dia balut tubuhnya dengan selimut. Tenggorokan saya seperti tersekat. Kering. Haus rasanya. Saya tidur dengan Atun hanya dibatasi si kecil Nisa. Atun mencoba memejamkan mata. Sesekali melirik ke arah TV. Lalu saya tidur menghadap ke arahnya. Memandanginya. Rupanya dia tahu saya memandangi. Sekilas dia memandang saya, lalu memejamkan mata. Saya memandangi terus.

Semakin kagum, dan semakin panas dingin tubuh saya. Penis saya sudah tegang sejak tadi. Saya bingung bagaimana mengawali. Maukah Atun menerima saya? Pikiran saya mulai kacau. Antara berani dan tidak. Saya mencoba tersenyum kepadanya ketika dia melirik saya. Dia tak bereaksi. Tampaknya dia tahu apa yang berkecamuk dalam benak saya. Saya memanggil namanya pelan. Dia membuka matanya. “Kamu cantik sekali.” Dia terbelalak dan merapatkan selimutnya. Saya terus memandanginya. Lalu saya lihat dia tersenyum tipis. “Kamu cantik sekali,” kata saya lagi. Wajahnya merah. Timbul keberanian saya. Saya mencoba meraih jemarinya yang tersembul dari selimut. Sesaat kemudian saya coba raih helai-helai rambutnya. Saya elus kepalanya. Dia diam. Saya makin berani.

Nisa bergerak-erak seperti mau bangun. Atun mencoba menengkan dengan menepuk-nepuk punggungnya. Kesempatan itu saya gunakan untuk meraih tangannya. Saya gengam. Dia diam, hanya matanya yang lurus ke arah mata saya. Saya cium tangan itu. Penis saya makin tegang. Saya ciumi punggung tangan itu, lalu telapak tangannya. Tak ada reaksi. Saya makin berani. Secepat kilat saya bergeser tempat. Kali ini di belakanganya. “Bapak jangan gitu, ahh,” dia menepis tangan saya yang mencoba memeluknya. Saya tersenyum dan kembali memeluknya. Kali ini dia diam. Saya merapatkan badan kepadanya. Saya gesek-gesekkan penis saya ke tubuhnya. Dia menggelinjang sebentar, dan berusaha menjauh, tapi tubuhnya terantuk tubuh kecil Nisa. Saya makin beringas. Saya buka selimutnya.
Saya usap kakinya. Ke atas, di paha. Dia mendesis dan berusaha menghindar. “Saya tidur di kamar saja ahh.” Dia mencoba bangkit tapi saya menahannya. “Jangan.” …“Bapak nakal sih.” Saya menghentikan aksi. Sesaat kemudian hanya tangan saya yang saya taruh di pingangnya. Dia diam saja. Lalu saya kembali memeluknya. Ahh tepatnya mendekap dia. Saya gesek-gesek pelan tangan saya di bagian perutnya. Dia tak bereaksi. Saya terus berusaha memberi rangsangan dengan menyusupkan jari saya ke kulit perutnya. Tampaknya berhasil. Dia mendesis. Tak ada perlawanan. Tangan saya merayap pelan ke atas sampai terentuh dinding yang sangat tebal. Tetek yang luar biasa besarnya. Benar-benar baru kali ini saya liat tetek sebesar ini. Saya sentuh pelan-pelan.

Saya takut dia menolaknya. Tapi tidak ada reaksi. Baru ketika saya pelan-pelan meremas, tubuhnya terlihat bergerak-gerak. Dia melenguh. Saya makin kalap. Remasan makin keras, dan menyelusuplah tangan saya ke dalam BH-nya. Tersentuh daging kenyal. Saya raba, saya remas. Atun menggelinjang. “Hh..” Tangannya mencengkram tangan saya. Saya mulai menaiki tubuhnya. Sarung saya lepas. Saya hanya bercelana dalam. Dayah memejamkan mata. Saya cium bibirnya dengan tangan saya tetap meremas-remas payudara besarnya. Tanpa saya duga, dia membalas ciuman saya. Bakan menghisap lidah saya dengan rakus. Bibir saya bergerak turun ke leher. Selimut telah lepas dari tubuhnya. Saya singkap kaosnya, dan akhirnya, saya lihat kutang itu terlalu kecil untuk teteknya yang super besar. Hanya dengan sekali geser. Putingnya telah tersembul. Saya cium puting itu. Saya hisap, dan saya gelitik. Dia meronta-ronta. Tangannya memeluk saya erat-erat. Lalu saya cium lagi bibirnya. Tangan saya bergerak ke bawah, ke celah CD-nya, mengelus-elus semak-semak lembut, dan menggelitik sebuah celah yang telah basah. Atun mencengkeram kepala saya, lalu menariknya. Dia mencium bibir saya. Melumatnya.

Lidah saya disedot dengan hebatnya. Saya permainkan tangan di bawah, menyusuri sepasang bibir vagina. Kadang memutar-mutar di ujung bibir. Tangan Atun telah mengocok penis saya. Mengocok dan meremas-remas dengan sangat kuatnya. Saya buka CD Atun, hingga pangkal kakinya, lalu dia menendang sendiri CD itu, melayang ke dekat TV. Dia juga menarik CD saya. “Kamu masih perawan Atun?” taya saya. Dia mengangguk sambil terus mengocok penis saya. Kocokan yang kasar. “Kamu mau saya masukkan ini saya?” saya memegang tangannya yang sedang mengocok penis. Dia mengangguk. Saya membalikkan tubuh saya, mengangkat kedua pahanya yang padat. Memeknya disinari cahaya TV.

Saya terus menjilatinya. Atun mengerang-erang. Saya coba menaruh penis saya di depan mulutnya. Tapi dia hanya meremas dan mengocoknya. Ketika lidah saya makin beringas menjilati memeknya, barulah dia memasukkan penis saya di mulutnya. Saya sibakkan bibir memeknya. Saya jilat-jilat isinya, jari tengah saya mencoba menusuk pelan. Atun mengangkat pantatnya. Mulutnya menghisap-hisap penis saya. Terdengar bunyi sangat keras. Ketika saya merasa hendak ejakulasi, saya tarik penis saya. Saya ingin sperma saya jatuh di luar mulutnya. Serentak dengan itu saya mengulum kelentit. Atun menarik pinggul saya dan menghisap kuat penis saya. Srtt srrtt Sperma saya pu terpancar. Tapi kali ini saya justru menekannya. Saya tidak ingin penis saya lepas dari mulutnya. Seluruh mani saya telah keluar. Sebagian telah masuk ke dalam kerongkongan Atun. “Sekarang Atun tiduran, aku masukin ya senjataku ke tempik Atun” kata Saya. Tanpa perlu menjawab, Atun merebahkan tubuhnya memasang posisi, kemudian Saya mulai menusukkan senjata saya kedalam lubang kenikmatan Atun.

“Auuu… pelan-pelan pakkk… masukinnya…” Atun merasakan moncong senjata Saya memasuki lubang tempiknya. Setelah di rasa cukup masuk dan menyesuaikan di dalam lobang kenikmatan Atun, mulailah Saya memaju-mundurkan senjatanya. “Ssshhh… enaaak pakkk… terusss… yang dalammm …”erang Atun keenakan. “Accchhh…pakkk … aku moo keluuaarrrr… aahhh…” Atun melenguh panjang, pertanda telah sampai orgasmenya. Dijepitnya pinggang Saya… dipeluknya dada Saya, seolah mau melumat tubuh Saya, Saya sedikit meringis merasakan jepitan kaki Dayah dan pelukan tangan Atun di tubuhnya, tetapi Saya mengerti akan kenikmatan Atun, maka dibiarkannya wanita itu menjepit tubuhnya. Setelah beberapa saat Saya memberi waktu untuk Atun mengembalikan nafas liarnya, saya berinisiatif untuk merubah gaya, saya suruh Atun untuk nungging membelakangiku, Saya melakukan dogy style. Inipun sensasi lain yang dirasakan Atun, baru dengan Saya ini ia merasakan indahnya persetubuhan. Saya pun merasakan sensasi lain dari jepitan lubang Atun, dengan posisi ini, lubang kemaluan Atun semakin dirasakan sempit, Atun, “saya mau keluar nihhh…aaahhh…” lenguh Saya. demikian juga Atun yang semakin liar memeluk serta menggigit sarung saya, “aaacchh… emmmhhh… pakkk…” Kami terkapar dengan deru nafas yang saling berlomba, Atun memeluk Saya, Saya membelai rambut Atun. Kami saling mendekap, berpagutan, disela deru nafas kami berdua. Dia tersenyum lalu beranjak menuju kamar mandi. Saya puas. Benar-benar puas. Perseligkuhan dengan Atun saya ulangi beberapa kali. Banyak sekali kesempatan terbuka. Segalanya berjalan sangat lancar. Kami melakukannya tidak hanya ketika istri saya sering keluar kota. Tetapi juga siang hari saat istri kerja dan saya pulang diam-diam.

Rabu, 08 Januari 2020

Home Schooling


Namaku Fani,24 tahun,pengajar untuk home shooling dikota jakarta.Home schooling adalah  program pembelajaran secara private dirumah.Sehingga murid tidak perlu keluar rumah seperti sekolah pada umumnya.Aku mempunyai murid,Erin namanya,dia anak yang baik namun sudah lama di tinggal ibunya karna sakit keras sejak 2 tahun yg lalu.

Erin sangat akrab dengan aku seperti anak sendiri,dia selalu curhat ada banyak hal mengenai dirinya Erin mempunyai papa yang baik hati,namanya pak Yudha dan beliau adalah papa yang pengertian.

Udara yang menyegarkan membuat pikiran kami fresh kembali. Kami di villa melakukan kegiatan masak bersama dan bersenang: bersama.Hingga malam tiba dan Erin mengantuk dan memintaku menemaninya tidur ,Sebelum Erin tidur papanya menemui aku
'Miss fani,bisa minta waktunya nanti setelah Erin tidur"
"Iya pak Yudha bisa kok pak"
Kira-kira 25 menit kemudian Erin sudah terlelap tidur dikamar dia dan aku harus segera bangkit untuk menemui papanya erin itu."

"Malam Pak Yudha."
" Eh Miss Fani,duduk sini."
Bagaimana hari ini,capek sekali yah?"Tanya pak Yudha membuka pembicaraan
"Lumayan pak Yudha,hehe,by the way bapak mau teh hangat?",Tanya aku kepadanya untuk menghilangkan kebuntuan
"Boleh Miss Fani,ide yang bagus itu" hehehehehe

"Pak Yudha panggil saya fani saja,saya lebih nyaman dengan panggilan itu."Hehe jawab aku ke papa Erin
"Ya,baik fani" jawab pak Yudha.

Selang beberapa menit aku membuat minuman di pantry dan menyajikan kembali diruang makan Sehingga tidak menyadari sudah larut malam & hawa dingin semakin menusuk tubuh.Mungkin kami sudah kehabisan kata untuk dibicarakan lagi dengan kesepakatan kita Tanpa tahu Siapa yang mendahului tiba-tiba kita saling berpelukan.Hangat tubuhnya membuat aku terbawa suasana,Angin larut.kemudian membawaku ke suatu perasaaan yang benar benar mengejutkan
Tanpa Tahu siapa yang mendahului tiba-tiba kita saling berpelukan.hangat tubuh membuat kita terbawa suasana  dingin malam itu.pak Yudha memeluk dan mengangkat aku ke kemarnya.Dengan sopan papa Erin mulai melumat bibir aku perlahan-lahan,membawaku ke suatu perasaan yang melayang.Lidah kami saling berpagutan,menikmati kehangatan didalam kamar berdua.

Sambil berpagutan tangan pak Yudha mulia menelusup membuka kancing kemejaku satu persatu akhirnya terlepaslah kemeja aku lalu pak Yudha mulai melumat leher aku dengan perlahan dan memberi gigitan kecil hingga nafsu aku mulai naik.hembusan nafasnya membuat aku makin melayang tinggi hingga tidak sadar dengan apa yang kita lakukan.Tangan pak yudha mulai melepas pengait bra aku sehingga akhirnya melepas penutupnya,sekarang aku topless dan yudha mulai melumat puting aku,sontak aku seperti kena sengatan listrik yang tinggi.

Ludah pak Yudha menjilat dengan seksama dan membuat puting aku makin mengeras dan aku mendesah merasakan tangan Yudha menyelinap ke hot pants aku.Yudha mulai melucuti hot pants aku dan meremas vagina aku ,memainkan,dan mengoyak dalamnya vagina,mengocok vagina yang mulai basah itu.

" oohh,pak Yudhaaaa" aku mengerang keenakan
Dia tidak menghiraukan aku dan mulai mejilati seluruh tubuh aku,pusar aku sambil tangganya meremas tete aku.Lalu mulai membantu melepas cd aku.sekarang aku sudah build an telentang diatas ranjang.permainan belum berakhir.pak Yudha mulai melumat vagina sehingga aku merasa ingin pipis dan itu yang dinamakan orgasme badan aku terasa bergetar dan pinggul aku menggelinjang merasakan nikmatnya klimaks pertama kali
"Oooooooohhhhhhh........"

pak Yudha terlihat puas membuatku klimaks,lalu dia mulai melucuti pakaiannnya dan bugil didepan aku aku terkesima dengan badan bugil pak yudha dengan penis yang sudah mengacung keras di depan.Dengan naluriku aku mulai meraih batang penisnya dan menjilatinya perlahan-lahan.

"ooohhhh fani,enakkkk" erang pakYudha menikmati lumatan aku dibatangnya
Lobang penisnya aku jilati dengan pelan dan mulai mengulumnya lebih dalam.terasa keras batang yang aku kulum dengan uratnya yang berdenyut aku kulum hingga dalam tangan pak Yudha memegang kepala aku meminta untuk mengulum lebih dalam.Dia hujam batang kontolnya dimulut aku hingga aku tersedak kehabisan nafas.

pak Yudha menahan kepala aku dan aku menggeliat ingin lepasin kuluman tiba-tiba ada denyutan semakin kencang didalam mulut aku.pak Yudha menahan kepala aku dan dri dalam batangnya menyemprotkan cairan kental sperma dia,sesaat terasa hangat didalam mulut aku.Yudha memintaku menelannya,karena itu protein tinggi.

"kamu telan saja, itu protein buat kamu"bisiknya ditelinga aku
lalu kita mulai lumatan lagi dengan lidah saling memanggut satu sama lainnya Tiba saatnya pak Yudha ingin memasukkan batang penisnya kedalam vagina aku dengan sopan.Mula-mula kesulitan masuk karena aku masih virgin,usaha pak Yudha untuk memasukkan semakin intens.Kepala penisnya masuk perlahan dengan sedikit dorongan.

"Sempit Fani?"
"Aku masih virgin"
"Oh ya?" Dia terkejut

Lalu pak Yudha semakin dalam memasukkan penisnya dan terasa ada gesekan kulit penis yudha dan vagina aku yang sudah bsah ,sehingga membuat sensasi tersendiri dari yang aku rasakan. pak Yudha menghujamkan penisnya berutran naik turun sambil kami saling melumat.Badan pak Yudha menindih aku sambil terus memompa penisnya hingga aku mulai akan klimaks lagi

"Oooohhhh aaaahhhhhh" aku mengerang kenikmatan karena hujaman pak Yudha yang semakin cepat di vagina aku.
Aku menjepitnya lebih kencang dengan otot pelvic aku sehinggan dia merasa penisnya seperti dicengkram vagina aku.selang sejenak dia cabut penisnya dan menggesekan ke bibir vagina aku untuk dimasukkan lagi dan menhujamnya makin cepat.

"Ooh....aaaaahhhhh,aku mau klimaks pak Yud" aku tak tahan akan hujaman dia yang makin kencang pak Yudha makin mempercepat hujammannya sambil melumat puting aku seperti bayi sedang menyusui Dan sesaat kemudian terasa ada cairan hangat menyemprot didalam vagina aku

"Aaaaaaargggggggghhhhhhh....... denyut batang penis pak Yudha menyemprotkan sperma...Sambil dia hujam kecil dan mencabutnya kembali untuk diarahkan ke mulut aku.Aku bersihin sisa sperma dibatang penisnnya dan mulai mengulumnya lagi agar kembali bangun dan keras lagi.

Kali ini pak Yudha terlentang diranjang dan aku mengendalikan dia agar bisa klimaks kembali.Aku bimbing masuk penisnya dan Aku duduki sambil pinggul aku memutar naik turun mengikuti gerakan hujaman.Penisnya memang sudah keras dan durasi kerasnya lebih lama dari sebelumnnya.Aku merasakan dia lama ejakulasi sehingga terasa seperti batang kayu yang menghujam vagina aku.Dengan ganti berbagai gaya aku mencoba dengan pak Yudha hingga aku klimaks dibuatnnya

Lalu dia mulai merasakan ejakulasi dengan mulai berdenyut kembali batang penisnnya sesaat kemudian semprotan kedua kalinya mengalir di vagina aku hingga kami saling berpelukan setelah menyelesaikan permainan yang kedua malam itu,Saling berciuman mengucapkan terima kasih untuk malam yang indah Segera setelah itu aku mandi dan bergegas kekamar  Erin untuk kembali tidur sampai pagi tiba.

TORAJA4D AGEN CASINO ONLINE


Bos ku suka bermain casino online ? Tapi binggung mau betting dimana?

Tenang saja Bos ku Sekarang ada WWW.TORAJA4D.COM 

Langsung aja Bos ku bergabung bersama kami di WWW.TORAJA4D.COM Prosesnya mudah dan cepat Bosku.
Sudah banyak loh member kami yang menang sampai berjuta-juta! sekarang giliran Bos ku
Dapatkan Bonus FREE CHIP Casino sebesar Rp 10.000 & Togel Rp 5.000,- WOW!, dan masih banyak lagi bonus berlimpah lainnya yang menunggu Bos ku.
Depositnya sangat Terjangkau Bos ku :
Minimal Deposit Rp 20.000
Minimal Withdraw Rp 20.000
Support Bank Terbesar di Indonesia!
BCA | MANDIRI | BNI | BRI
Tersedia juga deposit pulsa via TELKOMSEL dan XL Bos ku
Info lebih lanjut Bisa add kontak dibawah ini:
- WA: +6281284603036
- FanPage FB: torajagroup
- IG: Toraja4d
- TWIT: toraja4d
Buruan bergabung dan jadilah member di WWW.TORAJA4D.COM
sudah banyak member kami yang menang sampai jutaan rupiah,Sekarang giliran Bos ku menjadi seorang jutawan.

Selasa, 07 Januari 2020

Guru Private


Kejadian ini terjadi saat gue masih duduk dikelas 3 SMA. gue Ferry,Sekolah disalah satu SMA favorit didaerah Kemang,setiap hari rabu dan sabtu gue ada kegiatan les privat dirumah guru fisika gue.guru gue ini adalah primadona bagi kaum laki-laki disekolah,umurnya 25 tahun,cantik,seksi,dan sudah bersuami,namanya bu Dona,dihari sabtu adalah hari libur dan bu Dona memutuskan untuk mengubah jam les yang semula sore ke jam pagi,gue berangkat jam 7 dan 1 jam kemudian sampai dirumahnya gue langsung ketok pintu rumahnya dan beberapa saat pintu terbuka.

Yang membuka pintu adalah bu Dona, betapa kagetnya gue,bu Dona cantik dan sexy banget pagi itu.dia memakai daster tipis.rumahnya tampak sepi, mungkin karena suaminya lagi kerja.karena yang gue tau suami bu Dona bekerja diperusahaan swasta,jadi tidak libur.sampai didalam kami langsung memulai pelajaran.sepanjang pelajaran gue hanya terpaku pada bu Dona yang cantik banget hari itu.gue perhatikan tubuhnya dari bawah sampai atas,yang menarik perhatian gue selama perlajaran adalah buah dadanya yang lumayan besar,karena kerah daster bagian atasnya longgar,jadi keliatan buah dadanya ketika sedang menjelaskan sambil menunduk.

Kalau gue tebak kira-kira ukuran 36b.tak sadar ternyata bu Dona menyadari gue lakukan,ketika fokus gw ngeliatin dadanya.

"Hayoooooo.....kamu lagi liatin apa?"ucap bu Dona.
"a.....a......anu bu"jawab gue gelagapan.
"liatin ini yah fer?"sambil bu Dona memegang kedua buah dadanya
dengan malu gue jawab
"iya bu,ibu hari ini seksi banget"
tiba-tiba bu Dona berkata
"kamu mau lihat punya ibu fer?".dengan cepet  gue jawab
"iya bu,mau banget".dengan cepat dia buka dasternya dan dia sudah telanjang dan hanya memakai CD saja.

gue cuma kaget dengan apa yang gue liat bu Dona montok banget.
"Hey....kok sawan sih fer,sini"tegur bu Dona.

langsung gue menghampiri bu Dona dan duduk disebelahnya.bu Dona memegang tangan gue dan meletakkan di buah dadanya.

"remas-remas yah fer,hari ini kamu yang ngasih ibu pelajaran"ucap bu Dona.

"Oke bu,hari ini pasti bakal ferry puasin bgt"jawab gue.

Gue langsung remas-remas buad dadanya,gue jilatin putingnya bu Dona hanya mendesah kenikmatan.

"ah....uh....terusin fer"gue cumbu bibir merahnya,bu Dona membalas dengan sangat bersemangat.

sambil gue masukin tangan gue ke dalam CD-nya, gue masukin jari tengah gw kedalam vaginanya,terasa basah sekali vaginanya. gue lepas CD-nya dan langsung jilatin vaginanya yang merah merekah.gue jilatin klitorisnya. 5 menit gue jilatin vaginanya tapi bu Dona masih belum orgasme juga.tampaknya bu Dona kuat banget.terus gue jilatin vaginanya sampai dia meminta untuk cepat dimasukin

"aahhhhh.....ma....masukin sekarang ferrrr....."mendengar hal itu gue langsung lepasin pakaian gue sampai telanjang bulat,sekarang kami berdua sama-sama telanjang.

bu Dona tampaknya kaget ketika meilhat ukuran kontol gue yang gede,ukuran kontol gw kira-kira panjangnya 19cm dan diameter 4cm an,maklum gw ada keturunan negro.Gue langsung mengambil posisi didepan vagina du Dona,gue masukin perlahan kontol gue kevaginanya sampai masuk kepala kontol gue aja,dan gue coba masukin semuanya.

"arrrgggggghhh manteb banget fer"bu Dona megerang kenikmatan

untung rumahnya agak jauh dari rumah tetangga sekitar.gue diemin kontol gw disitu sebentar.sambil gue kenyotin bibir seksinya.

"ibu siap?" tanya gue.

"iya puasin ibu hari ini yah fer"jawab bu Dona

langsung gue genjot vaginanya sambil gue remas-remas buah dadanya yang mengkel itu.bu Dona hanya merem melek sambil mengigit bibir bawahnya.tampaknya dia sangat menikmatinya.gue genjot dengan tempo yang agak cepat.gue genjot posisi vagina bu Dona dengan posisi itu selama 10 menit.

"Fer.....ibu mau nyampek nih"ucap bu Dona.

langsung gue percepat genjotan gue dan

"seeeerrrrrrr...."bu Dona orgasme yang pertama,sangat hangat didalam vaginanya.gue beri waktu untuk istirahat sejenak.

"gimana bu? mau lanjut?"tanya gue.

"iya fer,ibu belum puas"jawab bu Dona

10 menit istirahat setelah itu kami lanjutkan percintaan itu.

"sekarang ibu gantian yang diatas yah"pinta gue.

"ok,sekarang ibu yg beraksi yah"jawab bu Dona.

gue langsung telentang dilantai dan bu Dona mulai naik diatas badan gue.dia pegang kontol gue dan langsung memasukkannya kedalam vaginanya itu.bu Dona langsung beraksi,dia naik turunkan pantatnya.sekarang dia terlihat sangat seksi,gue pegang buah dadanya dan gue remas-remas buah dadanya itu,terkadang bu Dona mencumbu bibir gue.kali ini durasi permainan kami agak lama,yaitu 20 menit kami diposisi itu tiba-tiba bu Dona orgasme yang kedua.padahal gue masih belum orgasme sama sekali.gue langsung minta bu Dona buat nungging.

"sekarang ibu nungging"ucap gue.

"luar biasa,guruku ini sangat sexy"ucap gue dalam hati ketika melihat tubuhnya dari belakang.

dari belalang ,jelas terlihat vagina yang merah merekah  dan bekas cairan cintanya sendiri.gue langsung masukin kontol gue dari belakang dan langsung  gue genjot vaginanya sambil meremas-remas buah dadanya dari belakang.gue genjot dia dengan cepat.

"yeahhhhhhh.....cepet sayang ,lebih cepet lagi fer......"gue genjot bu Dona yang sexy itu dengat semangat 45.

40 menit kami bermain diposisi tersebut,sementara bu Dona sudah orgasme sebanyak 3 kali selama 45 menit itu.tiba-tiba ada yang mendesak keluar dari kontol gue.

"Fer...ibu mau keluar lagi....ücap bu Dona.

"Tunggu bu.....Ferry juga mau keluar,kita barengan"jawab gue.....gue genjot lebih cepet lagi dan

"Seeeerrrrrr"kami orgasme bersamaan.....gue semburin semua sperma gue kedalam vaginanya setelah keluar semua gue cabut kontol gue. gue lihat ada sperma yang mengalir dari vaginanya karena banyaknya sperma yang gue semburin.

tak terasa kami bercinta selama 2 jam . kami istirahat,kami berbincang-bincang, ternyata menurut bu Dona,suaminya tidak bisa memuaskannya seperti saat bermain bersama gue. gue senang sekali mendengarnya.

"saya bisa memuaskan ibu kapan saja asal ibu mau"ucap gue..

"benar.....?waah......terimakasih yah fer"jawab bu Dona sambil memeluk gue setelah istirahat 1 jam kami bermain lagi.

Kali ini kami bermain dikamar bu Dona sendiri.kami bermain selama 3 jam dan selama itu bo Dona sudah orgasme 5 kali dan gw sebanyak 3 kali.kami sangat menikmati permainan itu.terasa lelah kami berdua tertidur dikamar itu.jam 3 sore gue pamit pulang karena 1 jam lagi suaminya akan pulang.sejak saat itu kami sering bercinta lagi,entah dirumahnya saat tidak ada suaminya,disekolah saat semua siswa dan guru pulang,atau kami menyewa hotel untuk hanya sekedar bercinta.terkadang bu Mona yang meminta dulua. dan terkadang gue juga yang minta duluan.

Tiba-tiba 2 bulan kemudian bu Dona memberitahu gue kalau dia sedang hamil anak gue.gue kaget bagaimana kalau ketahuan orang lain kalau itu anak gue.

"tenang saja,ibu bilang pada suami ibu kalau ini anaknya,karna setelah bercinta denganmu ,malam harinya ibu juga bercinta dengan suami ibu untuk menghilangkan kecurigaan"jawab bu Dona..

tampaknya bu Dona tahu kalau dia akan hamil, makanya dia bercinta dengan suaminya setelah dengan gue. gue mulai tenang sekarang. Selama 4 bulan sejak dia hamil,kami tidak lagi bercinta karena takut menggangu jabang bayinya.barulah ketika menginjak bulan kelima kami melakukannya lagi,hal ini juga berguna untuk membantu kelancaran persalinan nanti.

pada kehamilannya kami lebih sering bercinta karena gue sangat senang menyukai bercinta dengan wanita hamil, gue sering minta jatah ke bu Dona. terkadang bu Dona yang meminta, dia bilang untuk ngidamnya.Setelah kelahiran anaknya kami masih sering melakukannya.selama satu tahun kami melakukannya sampai akhirnya bu Dona pindah keluar kota.tapi gue senang ada wanita yang rela untuk menjadi pelampiasan nafsu gue di masa-masa akhir sekolah gue.



SKANDAL WANITA SOLEHA

SKANDAL WANITA SOLEHA           Perkenalkan namaku Yono Ariadi, aku bekerja sebagai karyawan sebuah Instansi yang mendapat tugas seb...